Hilangnya Benua Atlantis : Benarkah Indonesia adalah Atlantis ?
Banyak orang mempercayai bahwa ada sebuah kerajaan maritim
yang memiliki peradaban yang sangat maju, baik dari aspek kualitas SDM maupun
SDA berupa berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada
ribuan abad yang lalu. Kerajaan tersebut berada di sebuah benua yang terbesar
pada masanya dan nama benua tersebut adalah Atlantis. Peradaban Atlantis
diperkirakan lenyap dalam kurun waktu sehari semalam akibat bencana tsunami dan
gempa yang amat dahsyat. Berbagai penelitian dan usaha penemuan sisa peradaban Atlantis
oleh para ilmuwan barat telah melahirkan berbagai asumsi yang membingungkan di
kalangan masyarakat pada abad Masehi. Bukti-bukti arkeologi, mitologi,
antropologi, sejarah hingga fisiologi telah merujuk Atlantis ke berbagai
tempat. Salah satu tempat tersebut adalah di Indonesia.
Plato |
Atlantis pertama kali di sebut oleh filsuf Yunani kuno,
yakni Plato (472-347 SM) dalam dua dialog yang ditulisnya pada abad ke-4 SM.
Dialog tersebut adalah Timaeus dan
Critias yang bercerita tentang kunjungan Solon ke Mesir. Di negeri tersebut
ia menemukan para pendeta Mesir Kuno. Di Sais, ia pernah menulis catatan
tentang keberadaan sebuah benua di bawah pilar-pilar Hercules. Negeri itu
dideskripsikan sebagai jantung sebuah
imperium yang besar dan menakjubkan. Penduduknya banyak dan kota-kotanya
pun beratapkan emas. Mempunyai armada besar dan pasukan tentara yang masif untuk melakukan
invasi dan penaklukan. Lebih luasnya, Plato menggambarkan negeri itu lebih
besar dari Libya dan Asia bila digabungkan menjadi satu yang kemudian disebut
sebagai Atlantis.
Ilustrasi Kepulauan Atlantis |
Dalam catatan Timaeus
dan Critias diceritakan, “Di
hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana
kalian bisa menyebrangi pulau lainnya. Di depan pulau tersebut seluruh daratannya
dikelilingi samudra, yang disebut Kerajaan Atlantis. Ketika itu, Atlantis akan
melancarkan perang besar dengan Athena, namun Atlantis tiba-tiba mengalami
gempa bumi dan banjir. Negara yang memiliki peradaban tinggi ini pun sama sekali
tenggelam di dasar laut dalam waktu satu malam. Insiden itu terjadi sekiranya
11.600 tahun yang lalu”
Pencarian benua Atlantis kerap kali menjadi hal yang
kontroversial di kalangan para ilmuwan untuk melakukan ekspedisi besar-besaran.
Jika ekspedisi tersebut berhasil, maka riset tersebut akan
menjadi penemuan terbesar dan luar biasa
sepanjang zaman. Adapun tempat-tempat yang diduga sebagai lokasi
Atlantis, seperti Laut Celtic di Inggris, Kepulauan Azores, Laut Atlantik,
Pulau Thera, Benua Antartika dan di pulau seberang Selat Gibraltar, Spanyol.
Ratusan ekpedisi untuk menelususri berbagai tempat yang
dianggap sebagai tempat Atlantis ternyata tidak menghasilkan bukti artefak dan
fosil yang valid. Kemudian Profesor Arysio Santos menegaskan bahwa, Atlantis
merupakan Kepulauan Nusantara yakni Indonesia. Pendapatnya itu berdasarkan
penelitiannya selama 30 tahun yang kemudian ditulis dalam bukunya "The Lost
Continent Finally Found, The Definitifve
Localization of Plato’s Lost Civilization.” Terlihat dari sistem terasisasi
sawah dan Candi Borobudur yang merupakan salah satu bentuk peradaban Atlantis di Mesir dan Aztec.
Atlantis memiliki penduduk yang handal dalam hal bertani dan
bercocok tanam, masyarakat Indonesia tidak perlu diragukan lagi dalam bidang
tersebut. Dari sisi geografis, Atlantis merupakan benua yang beriklim tropis,
Indonesia pun memenuhi kriteria tersebut karena dihimpit oleh dua garis
katulistiwa. Dalam keyakinan Santos,
Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan dari India bagian
selatan, Sri Lanka, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Paparan Sunda. Dia meyakini
bahwa Atlantis hancur tenggelam oleh banjir karena akhir dari Zaman Es pada
11.600 tahun yang lalu. Namun Ketua LIPI Prof. Umar Anggara Jenny menentang
pendapat Santos karena dalam dua dekade terakhir memperoleh penemuan tentang
penyebaran dan asal-usul manusia. Menurutnya, pendapat Santos tentang Antlantis
di Indonesia merupakan sebuah hepotesis belaka yang sama sekali tidak memiliki
bukti-bukti yang meyakinkan dan perlu dikaji lebih dalam lagi.
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari bangsa
Austronesia yang memiliki setidaknya 50
populasi etnik di Kepulauan Nusantara.
Metode analisis menghubungkan historis antardaerah yang bisa digunakan
adalah dengan cara mengumpulkan tambo atau cerita yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Pada abad ke-2 Masehi terdapat Kerajaan
Salakanegara yang merupakan kerajaan tertua di Jawa yang dikaji secara
arkeologis. Letaknya di Pantai Teluk Lada, Pandeglang Banten. Di kerajaan
inilah peradaban Atlantis berasal karena bangsa Austronesia yang tersebar di
Nusantara merupakan bangsa asli Timur Tengah. Mereka bermigrasi ke
seluruh penjuru Nusantara kemudian mendirikan sebuah kerajaan.
Sebernarnya, para ilmuwan dengan segala upayanya belum mampu
menemukan bukti yang nyata dalam menentukan lokasi maupun struktur Atlantis.
Entah itu hanya angan-angan Plato atau mungkin peradabannya memang benar-benar
ada.
Comments
Post a Comment