PEKERJAAN BOLEH TIDAK SESUAI JURUSAN

Masih banyak kepercayaan di masyarakat bahwa pekerjaan harus sesuai dengan jurusan. Kalau tidak sekolah atau kuliah di luar kebutuhan lapangan kerja, khawatirnya masa depan jadi suram. Ini adalah anutan paling umum di lapangan. Padahal tugas di pekerjaan sama sekali tidak diajarkan saat menempuh pendidikan, khususnya di tingkat Perguruan Tinggi.

Ilustrasi: Fadil

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, hanya 20 persen mahasiswa di Indonesia bekerja sesuai latar belakang pendidikannya. Pernyataan tersebut memberi realita betapa tingginya angka lulusan baru yang memulai perjalanan karir di luar bidang pendidikan formal. 


Penyebab Pekerjaan tidak sesuai jurusan

Ada beberapa faktor seseorang memilih untuk tidak sejalan antara pekerjaan dan jurusan.

Pertama, karena kurang minat pada program studi. Sebelum menjalani akivitas perkuliahan, biasanya calon mahasiswa perlu mendaftarkan diri ke beberapa program studi. Selanjutnya, akan dilakukan  serangkaian uji tulis untuk setiap program studi yang dipilih. Tidak lolosnya seseorang pada program studi yang ditargetkan merupakan pemicu alami mahasiswa kurang menikmati proses pembelajaran.

Antusias minim pada mata kuliah cenderung membuat seseorang yang berstatus mahasiwa aktif ataupun lulusan baru (fresh graduate) mencari-cari sesuatu yang dianggapnya menarik dan bisa berpengaruh ke masa depan. Bagi mahasiswa aktif, ikut organisasi kampus dan non-kampus seringkali jadi alternatif paling ampuh untuk memenuhi hasrat belajar yang tidak didapat di ruang kelas. Sementara bagi lulusan baru, sebelum terjun ke dunia kerja, biasanya berpartisipasi dalam program magang sesuai bidang yang digemari.

Kedua, dorongan keluarga. Budaya Indonesia menjunjung tinggi restu dari pihak keluarga. Keputusan terkait pekerjaan dan pendidikan tidak lepas dari persetujuan keluarga. Demi menjaga keharmonisan hubungan keluarga, ego pribadi dalam menentukan pendidikan yang diminati perlu disisihkan. Efeknya, masa kuliah dilalui sekedar sebagai ajang mencetak ijazah saja.

Setelah keluar dari Perguruan Tinggi dengan kondisi seperti itu, otomatis para alumni mengalami kendala mendapatkan pekerjaan sesuai gelar karena kurangnya ilmu dan pegetahuan yang dibawa pulang. Daripada terlalu idealis, mengambil peluang pekerjaan yang tidak relevan dengan jurusan cukup realistis agar ekonomi tidak krisis.

Penyebab lainnya tergantung kondisi lingkungan masing-masing orang.  Keinginan manusia yang begitu dinamis bisa juga jadi faktor utama.

 

Lalu, apa gunanya kuliah?

Pembelajaran yang diterima di bangku kuliah memang tidak 100 persen disediakan untuk menghadapi dunia kerja. Namun, setidaknya sudah ada teori dari dosen sebagai gambaran deskripsi pekerjaan, Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai proses magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai proyek kecil berupa kontribusi langsung di sebuah komunitas atau masyarakat.

Sebenarnya, komponen kuliah di atas memberi dampak nyata pada semua kategori karir. Salah satunya keterampilan nonteknis (soft skill) seperti kemampuan bekerja mandiri, bekerja sama dalam kelompok/tim, kemampuan mengatur skala prioritas, kemampuan mengelola waktu dan kemampuan negosiasi. Sayangnya, dengan segala kesiapan materi, praktik dan impak yang menjanjikan, jika dari awal sudah tidak tertarik dengan pelajarannya, maka penyerapan ilmu akan tetap kurang optimal. Lantas, bagaimana bisa seorang pesulap kini menjadi pembuat konten YouTube ternama di Indonesia? Semuanya berangkat dari keterampilan nonteknis.

Peluang kesuksesan juga berpotensi untuk semua sarjanawan yang ingin berpindah haluan saat meniti karir nanti karena berdasarkan data dari jurnal mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Kota Malang, keberhasilan pelamar kerja sebagian besar ditentukan oleh tiga jenis kemampuan, yakni teori, praktik dan Soft Skill. Soft skill merupakan kemampuan mendasar dan penting yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dalam mengoperasikan roda bisnis agar bisa berjalan dalam jangka panjang.

 

Jenis pekerjaan yang harus sesuai pekerjaan

Selain pekerjaan yang menerima semua jurusan, ada pula kualifikasi khusus untuk pekerjaan tertentu. Contohnya, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kesehatan, Guru dan Staff Akutansi. Jika punya cita-cita jadi dokter, maka perlu menekuni bidang sains dengan mengambil program studi ilmu kedokteran dan sejenisnya.

Hebatnya, seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, ada saatnya dokter mampu menulis artikel dan buku tanpa bantuan penulis. Cek  artikel yang ditulis oleh salah satu dokter gigi di Lombok, Luh De Puspita Dewi. Bahkan sejumlah influencer Instagram dan TikToker berasal dari profesi kedokteran. Alih-alih pindah peminatan, justru menghasilkan pendapatan ganda.


Rubah karir sesuai minat dan bakat melalui program Non-Degree

Banyak jalan menuju Roma. Artinya, terdapat segudang cara untuk mencapai tujuan yang kita dambakan. Termasuk cara merubah perjalanan karir dan pendidikan. Tersedia berbagai macam informasi program pembelajaran tanpa gelar (Non-Degree) di website resmi Perguruan Tinggi bertaraf nasional dan internasional.

Community College Initiative Program (CCIP), program tanpa gelar yang diberikan oleh Pemerintah Amerika dan dibiayai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Program beasiswa dari American Indonesian Exhange Founndation (AMINEF) ini mensyaratkan pelamarnya mendaftar pada program studi yang berbeda dari program studi sebelumnya. Program studi bisa dipilih berdasarkan pengalaman kerja yang berhubungan dengan program studi di CCIP.

Bila ingin ditelusuri lebih jauh lagi, silahkan ketik “Non-Degree Program” di kotak pencarian Google. Nanti akan muncul variasi program serupa seperti CCIP. Supaya tidak salah jurusan lagi dan berada di haluan karir yang tepat, pastikan pilih sesuai selera.  

 

Pengembangan karir tanpa abai pada pendidikan sebelumnya

Apabila sudah sukses menentukan rute karir dan pendidikan yang searah dengan keinginan, bukan berarti abai pada ilmu dan pengetahuan yang dicapai di jenjang pendidikan sebelumnya. Pengalaman memecahkan suatu masalah yang didapatkan dari proses penyusunan skripsi berkontribusi penting dalam mengembangkan kemampuan non-teknis di masa kini dan masa mendatang.

Perluasan kemampuan teknis dan non-teknis bisa dilakukan dengan mengikuti webinar dan kursus terkait bidang yang digeluti. Iklan kursus daring singkat bertebaran di media sosial seperti Instagram, Facebook dan beranda media sosial lainnya. Jelajah laman LinkedIn untuk performa yang lebih profesional.

Catatan

Meskipun butuh perjuangan lebih keras untuk menyesuaikan pekerjaan dengan pendidikan yang sejak awal tidak sejalan, tapi perlu diingat bahwa memperbaiki lebih baik daripada tidak sama sekali. Manfaatkan kemudahan di era digital. Lamar program pertukaran dan giat ikut serta di program magang yang disukai bisa jadi solusi. Magang daring jadi opsi efektif sesuai situasi saat ini. Selain itu, magang daring menyuguhkan waktu fleksibel dan dapat dikerjakan dimana saja. Informasi seputar magang online yang menerima segala jurusan bisa tinggalkan pesan di kolom komentar atau kirim pertanyaan ke akun Instagram @fadilgunawan__

Terima kasih dan semoga bermanfaat J


Comments

Popular posts from this blog

KESEHATAN ANAK : Hindari Kebiasaan Buruk pada Rongga Mulut/Gigi

21st Century Online Bootcamp by Sprout Academy SEA

Masjid Klenteng Al Ridwan