WORD TRACE

Sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya di Pulau Lombok, mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim di lombok banyak membangun masjid yang digunakan untuk aktivitas utama yakni ibadah. Selain ibadah, masjid-masjid tersebut juga digunakan untuk aktivitas lain seperti pelaksanaan akad nikah dan musyawarah mufakat antar masyarakat. Saking banyaknya masjid yang dibangun, setiap setengah kilometer perjalanan maka akan ditemukan masjid dengan bentuk arsitektur bangunan yang beragam. Dengan jumlah masjid yang kurang lebih 6.000 unit (belum termasuk mushalla), maka tidak heran jika orang-orang memberi gelar kepada provinsi NTB sebagai pulau 1000 masjid.  Sebagai bentuk usaha menyatukan visi Islam dalam menyiarkan syi’ar agama, dibangunlah Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Centre NTB yang mulai dikonstruksi sejak tahun 2011 pada masa pemerintahan Dr. TGKH. Zainul Majdi, MA.. Sebenarnya pembangunan Islamic Centre Mataram ini sudah direncanaka

Wisatawan lokal dan non-lokal tentunya sudah tidak asing lagi dengan sebutan "gili", terutama Gili Trawangan yang merupakan salah satu gili (pulau kecil) terkenal yang berdampingan dengan pulau lombok. Selain Gili Trawangan, ternyata banyak gili-gili yang mungkin belum dikunjungi oleh beberapa wisatawan. Salah satunya adalah Gili Kedis. Gili Kedis merupakan gili terkecil di Lombok, tepatnya di Sekotong Tengah. Kedis merupakan kosa kata dalam  bahasa sasak yang artinya burung pipit karena bentuk gilinya yang sangat kecil dan hanya ditumbuhi oleh beberapa pohon .  Cukup  7 menit saja, wisatawan bisa berjalan santai mengelilingi gili yang luasnya sekitar 1 hektar itu. Gili yang membutuhkan waktu 15 menit untuk disebrangi dari pelabuhan inipun memiliki pesona istimewa yang mampu memagneti wisatawan dari berbagai daerah (meskipun belum begitu banyak). Kebersihan dan kelestarian bisa dirasakan wisatawan ketika sedang berkeliling di sekitaran Gili Kedis

Apa yang terlintas saat kita mendengar kata “Sampah” ? Semua orang pasti mengetahui sampah merupakan material yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses penggunaan sesuatu. Sering kali kata “sampah” dekat dengan konotasi yang negatif. Bagi kebanyakan orang, sampah merupakan sesuatu yang tidak berharga dan tidak butuhkan lagi. Sampah sebenarnya dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki value atau nilai secara ekonomi apabila kita memiliki keterampilan dalam mengelolanya. Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan seorang penggiat lingkungan yakni Siti Aisyah atau yang dikenal  dengan Aisyah Odist. Perempuan lokal ini berhasil mengembangkan potensi sampah untuk membantu lingkungan sekitarnya. Melihat potensi sampah ini, Aisyah Odist mendirikan Bank Sampah NTB Mandiri sebagai tempat orang untuk menabung sampah (YAIYALAH). Setiap orang yang menabung sampahnya di Bank Sampah ini tidak semata-mata hanya datang menabung lalu pulang, tetapi

Perubahan zaman akan mempengaruhi perubahan dampak aktivitas yang dialami oleh manusia. Salah satu dampak tersebut adalah penyakit. Ada dua jenis penyakit yang dialami manusia yakni, (1) Penyakit Menular (PM), seperti TBC dan asma.  (2) Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti diabetes dan stroke. Pada era 90-an, PM sempat menjadi penyakit dengan pelayanan kesehatan paling dominan. Namun semenjak tahun 2015, PTM yang merupakan penyakit metabolik tiba-tiba menjadi trending centre atas kenaikan jumlah angka kematian penduduk Indonesia. PTM ini muncul karena masyarakat menerapkan gaya hidup tak sehat. Perkembangan Ilmu Teknologi dan Informasi menjadi salah satu penyebab berubahnya pola hidup tidak sehat. Semua pekerjaan yang biasanya dilakukan dengan banyak gerak justru bisa dilakukan dalam hitungan detik tanpa banyak gerak. Hal ini menyebabkan manusia malas untuk gerak yang ujung-ujungnya menimbulkan berbagai penyakit kronis. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1396698

Di setiap dimensi kehidupan pasti dibutuhkan sesuatu  sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang dalam mencapai keinginannya ataupun kebutuhannya, saya biasa menyebutnya dengan istilah “kejujuran”. Keberhasilan sebagai efek dari kejujuran tidak semata-mata tanpa sebuah jembatan penghubung, melainkan seseorang bisa mencapai keberhasilan jika kejujuran tersebut mampu melahirkan kepercayaan. Memang tidak semua orang akan mampu melakukan hal itu karena mereka cenderung tidak menganggap kejujuran sebagai  salah satu syarat keberhasilan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kejujuran sangat mempengaruhi keberhasilan di bidang pekerjaan yang dimiliki. Tidak banyak ketika seseorang yang tadinya diterima di suatu perusahaan dengan baik karena mampu melewati tahapan seleksi penermaan, tiba-tiba ia diberhentikan hanya karena soal ketidakjujuran yang ia miliki selama bekerja di perusahaan tersebut. Sangat disayangkan bukan kalau sudah susah payah melengkapi berkas pengajuan CV, interview, dll., k