Mengemis Bukanlah Profesi

Bagaimana definisi Anda tentang seorang pengemis ? Ketika dihadapkan dengan kata "pengemis" biasanya kebanyakan orang menganggap pengemis adalah seseorang dengan penampilan buruk dan suka menadahkan tangan  berharap agar diberi sesuatu oleh orang lain. Pemberian tersebut biasanya dalam bentuk uang atau makanan. Persepsi umum pasti menyudutkan pada pekerjaan yang tidak layak. Seringkali pengemis juga dianggap sebagai beban sosial bagi masyarakat sekitar, tidak terkecuali bagi seluruh masyarakat Indonesia.

regional.liputan6.com

Demi mendapatkan pemberian lebih dari orang lain, tak sedikit pengemis yang menggunakan cara cerdik seperti sengaja melipat kaki memakai celana robek dibagian lutut supaya dianggap buntung. Ada juga yang sengaja memakai kacamata hitam supaya dianggap buta. Dengan kondisi seperti itu, lalu mereka berjalan mengelilingi pemukiman penduduk atau ke sudut kota.

Dari tahun ke tahun, mengemis bukanlah pekerjaan yang dianggap remeh lagi. Pada tahun 2016 lalu sempat dihebohkan tentang seorang pengemis  asal kota Banjar bernama Cahyono yang memiliki tabungan sekitar 19 juta di sebuah koperasi.  Hal ini mengejutkan petugas Sat Pol PP yang menemukan buku rekening milik Cahyono saat ditangkap waktu itu. Ia memang sering ditolak ketika melamar pekerjaan karena kondisi tubuh yang cacat. Cahyono kemudian memilih untuk mengambil jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan yakni mengemis.

Pengemis yang sering datang ke toko ibu saya

Di tempat ibu saya berjualan, banyak pengemis yang datang secara bergilir dengan menampilkan ekspresi dan penampilan yang mampu menggugah iba. Terkadang saya merasa risih dan kesal kepada para pengemis tersebut karena kebanyakan dari mereka datang mengemis dengan keadaan tubuh masih super normal. Kondisi mereka yang seperti itu pun tidak melunturkan niat ibu saya untuk memberi mereka uang. Saya sempat melarang ibu saya supaya tidak memberi apapun kepada mereka yang masih bertubuh normal karena mereka masih pantas mendapatkan pekerjaan lain yang lebih layak daripada mengemis.

Saya yakin, tidak hanya saya yang merasakan hal demikian. Penanganan oleh Sat Pol PP ternyata bukan senjata ampuh dalam mengurangi jumlah pengemis yang ada, malah menambah frekuensi yang meledak. Oleh karena itu, diperlukan penanganan secara lanjut dari pemerintah daerah, khususnya bagi petugas rehabilitas sosial untuk menyiapkan tempat pengembangan potensi dan kemampuan mereka dalam bekerja. Selain itu, hendaknya peluang kerja  tidak hanya disediakan untuk orang yang tidak cacat saja, melainkan mereka yang kondisi fisiknya tidak normal juga berhak mendapatkan peluang pekerjaan secara merata. Jika mereka mendapatkan pekerjaan yang layak maka akan mengurangi kemiskinan di negara kita.

Comments

  1. Kadang ada yang ngemisnya pake target. Saya pilih2 saja biasanya kalau hendak memberikan. Bukan apa2 saya takut memberikan kepada mereka yang masih mampu bekerja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mitranya juga udah tersebar kemana-mana. Next time saya juga bakal milih juga dah mana yang pantas diberi sama yang tidak.

      Delete
  2. Cerdas ulasan ini 👍👍👍👍

    ReplyDelete
  3. Mengemis adalah mental pemalas. Ditempat saya, pengemis sehari bisa mendapatkan 200 ribuan lebih. Coba jika dibandingkan kerja di pabrik yang sehari hanya dibayar 100 ribuan. Dipasar tempat saya belanja, semalam bisa dua puluhan orang yang minta diiba. Sungguh luar biasa kan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makin merajalela pastinya. Tradisi pembodohan memang betul-betul harus ditangani.

      Delete
  4. terkadang miris melihat mereka meminta, tapi kesel juga minta nya kayak nodong.jadi serba salah sama kaum seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau yang maksa ya lebih jangan dikasi. Apalagi masih sehat punya anggota tubuh lengkap.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KESEHATAN ANAK : Hindari Kebiasaan Buruk pada Rongga Mulut/Gigi

21st Century Online Bootcamp by Sprout Academy SEA

Masjid Klenteng Al Ridwan